๐ก Adab Murid Terhadap Guru Dalam Kitab Ihya Ulumuddin
Tasawuftarekat mencakup tasawuf dalam bentuk amali seperti dalam proses takhalli dan tahalli seorang salik wajib melakukan zikir, wirid-wirid, memperbagus akhlak, adab dan ibadah yang ikhlas. Tasawuf ini banyak dijelaskan dalam kitab Risalah Al-Qusyairiyah, Qutul Qulub, Ihya Ulumuddin, Awarif al-Maโarif dan lain sebagainya.
Olehkarena itu al-Ghazali menjelaskan dalam kitab Ihya โUlumuddinnya, adab murid terhadap guru, supaya apa yang dicita- citakan oleh murid akan berhasil dengan baik, dan adab murid terhadap guru antara lain: โSeorang Pelajar itu jangan menyombong dengan ilmunya dan jangan menentang gurunya.โ9
muhammadmambaโul mursidin, nim.: 16410021 (2021) konsep akhlak guru menurut kitab ihyaโ ulumuddin dan relevansinya dengan kompetensi guru menurut uu no 14 tahun 2005. skripsi thesis, uin sunan kalijaga yogyakarta. muthiโ mahin, nim.: 15420115 (2020) kompetensi pedagogik guru bahasa arab kelas va di mi sunan pandanaran sleman yogyakarta.
2018) Implementasi Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Ihya` Ulumuddin Di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Undergraduate thesis, IAIN Metro. Komariah, Siti (2017) Pengaruh Kewibawaan Guru Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VIII MTs Maโarif NU 5 Sekampung.
16 Ihyaโ Ulumuddin. Kitab yang cukup terkenal dan menjadi salah satu rujukan sebagian kaum muslimin di Indonesia. Para ulama terdahulu telah berkomentar banyak tentang kitab ini, di antaranya: โ Abu Bakar Al Thurthusi berkata, โAbu Hamid telah memenuhi kitab Ihyaโ dengan kedustaan terhadap Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam.
16) Ihyaโ Ulumuddin. Kitab yang cukup terkenal dan menjadi salah satu rujukan sebagian kaum muslimin di Indonesia. Para ulama terdahulu telah berkomentar banyak tentang kitab ini, di antaranya: Abu Bakar Al Thurthusi berkata, โAbu Hamid telah memenuhi kitab Ihyaโ dengan kedustaan terhadap Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam. Saya
Barangkalimengkhatamkan Al-Qurโan dalam setiap minggu adalah lebih mendekati dan tartil dianjurkan dalam membaca Al-Qurโan.8 Allah Swt, berfirman: โDan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.โ (QS. Al-Muzzammil : 4). Pada firman di atas disebutkan lafal โTartilโ, yang sebenarnya lafal tersebut mempunyai dua makna.
Didalam Ihya โUlumuddin, Imam Al-Ghazali membagi pembahasan dalam empat bagian besar, atau rubuโ, yang masing-masing terdapat 10 kitab didalamnya. Dari hasil penelitian beliau terhadap kitab Ihya Ulumuddin beliau membagi alur pemikiran kitab Ihya menjadi 5 bagian yakni, Adab Guru dan Murid. Etika Belajar (Murid)
Olehkarena itu, penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana seharusnya murid bersikap. Berikut 5 adab seorang murid terhadap gurunya : Jangan Berjalan di Depan Guru; Ketika kita memiliki kegiatan di luar rumah, dan kemudian kita melihat seorang guru berjalan di depan kita, kita tidak boleh mendahului langkahnya.
kZ0Q. Bab Kelima Adab Aturan Guru dan Murid โMengenai adab aturan yang semestinya dijalankan oleh seorang guru dan juga muridnya.โAdab Seorang MuridAdab atau aturan bagi seorang murid terdiri dari sepuluh jenis. Kewajiban pertama atas adab seorang murid adalah, tetap menjaga diri dari kebiasaan yang merendahkan akhlak serta perilaku tercela lainnya. Usaha untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan lainnya adalah melalui amalan jiwa. Yaitu, mengutamakan kesucian jiwa dari akhlak yang tercela. Adapun ilmu membersihkan kotoran jiwa yang tersembunyi mampu menuntun murid kepada Sang Maha Pencipta, Seperti shalat, kewajiban ini dikerjakan oleh organ lahiriah โ demikian pula dengan ibadah jiwa lainnya โ di mana sumber untuk memperoleh ilmu tersebut tidak dapat dicapai tanpa menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan sifat-sifat tercela yang mengitarinya. Dalam hal ini, Rasulullah pernah mengingatkan melalui sabdanyaุจููููู ุงูุฏูููููู ุนูููู ุงููููุธูุงููุฉูโAgama ini ditegakkan atas kesucian.โ 1841.Oleh karena itu, kesucian lahir maupun batin sungguh sangat dibutuhkan oleh siapa saja yang menguku dirinya Muโmin. Sebagaimana Allah berfirmanุฅููููู
ูุง ุงููู
ูุดูุฑููููููู ููุฌูุณู.โSesungguhnya orang-orang yang menyekutukan Allah musyrik itu najis tidak suci.โ at-Taubah [9] 28.Dari sini dapat kita pahami, bahwa suci dari najis bukan hanya secara lahiriah saja harus kita perhatikan. Sebab, orang-orang musyrik juga menjaga pakaian dan kondisi fisik mereka agar tetap terlihat bersih. Namun, disebabkan jiwa mereka yang terlanjur kotor, maka seluruh fisik mereka dianggap najis kotor pula. Dalam aturan Islam, kebersihan batin menduduki posisi yang jauh lebih penting ketimbang kebersihan lahir. Oleh karena itu, Rasulullah pernah bersabdaููุง ุชูุฏูุฎููู ุงููู
ูููุงุฆูููุฉู ุจูููุชูุง ูููููู ููููุจู.โMalaikat โ rahmah, kasih sayang โ tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya memelihara anjing.โ 1852.Jiwa ibarat rumah, tempat tinggal bagi para malaikat, dan sekaligus tempat mereka bergerak memantau perilaku manusia. Sifat-sifat tercela seperti marah, nafsu, dendam, dengki, takabur, ujub dan sebagainya digambarkan seperti najis pada anjing. Jika najis bersemayam dalam jiwa seseorang, maka adakah lagi tempat bagi para malaikat itu? Allah menuangkan rahasia ilmu ke dalam jiwa manusia melalui para malaikat yang bertugas menjaganya. Dan, para malaikat itu tidak akan menanamkan rahasia ilmu kecuali ke dalam jiwa yang bersih, sanubari nan suci. Sebagaimana Allah telah berfirmanูู ู
ูุง ููุงูู ููุจูุดูุฑู ุฃููู ูููููููู
ููู ุงูููู ุฅููููุง ููุญูููุง ุฃููู ู
ููู ููุฑูุงุกู ุญูุฌูุงุจู ุฃููู ููุฑูุณููู ุฑูุณูููููุง ููููููุญููู ุจูุฅูุฐููููู ู
ูุง ููุดูุงุกู.โDan tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dirinya kecuali dengan perantaraan wahyu, atau di belakang tabir, 1863 atau dengan mengutus seorang utusan malaikat, lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.โ asy-Syลซrฤ [42] 51Wujud lahir dalam pandangan dunia ini mengalahkan makna batin yang tersembunyi. Sedangkan di akhirat kelak adalah sebaliknya, makna batinlah yang lebih berkuasa ketimbang aktivitas lahir ketika di alam dunia. Oleh karena itu, masing-masing hamba akan dibangkitkan sesuai dengan wujud yang sesungguhnya. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah riwayat โManusia yang gemar melucuti kehormatan orang lain, maka di alam akhirat kelak ia akan dibangkitkan menyerupai seekor anjing yang menyalak. Sedangkan manusia yang ketika hidup di alam dunia suka mengambil harta milik orang lain melalui cara-cara yang tidak dibenarkan, maka kelak di alam akhirat akan dibangkitkan seperti seekor srigala yang sangat buas. Adapun bagi manusia yang ketika hidup di alam dunia suka menyombongkan diri di hadapan manusia lain, niscaya pada Hari Berbangkit nanti akan dihidupkan kembali seperti seekor harimau yang ganas. Dan, bagi siapa saja yang pada saat berada di alam dunia menghalalkan segala cara demi pangkat maupun jabatan, maka di alam akhirat kelak akan dibangkitkan seperti seekor singa yang mengaum-aum menanti mangsanya.โ 1874.Ibnu Masud berkata โIlmu batin tidak mungkin diraih hanya dengan melalui cara banyak mempelajarinya. Ilmu batin jiwa adalah cahaya Allah yang sengaja dipancarkan ke dalam dada manusia. Oleh karena itu, ilmu seseorang tidak dapat diukur dari banyaknya ia meriwayatkan hadis. Akan tetapi, sesungguhnya ilmu itu lebih merupakan cahaya yang terpancar dari relung qalbu pemiliknya.โSebagian dari para pencari penempuh jalan kebenaran mengatakan โKami pernah menuntut ilmu bukan dengan niatan karena Allah hingga ilmu itu menolak kami pelajari terasa berat, hingga kami tidak bisa menemukan hakikat yang terkandung di dalamnya. Dan yang kami dapatkan hanya sekedar cerita serta berbagai bentuk ungkapan semata.โ Seorang ahli hikmah berkata โIlmu adalah cerminan dari sikap takwa seorang hamba kepada Allah Sebab, Allah sendiri telah berfirman di dalam al-Qurโanุฅููููู
ูุง ููุฎูุดูู ุงูููู ู
ููู ุนูุจูุงุฏููู ุงููุนูููู
ูุงุกู.โSesungguhnya yang paling takut bertakwa kepada Allah di antara hamba-hambaKu adalah para ulama.โ Fฤthir [35] 28.Kewajiban kedua atas adab seorang murid adalah, mengurangi keterpautannya kepada urusan duniawi dan berusaha mencari tempat yang berbeda dari lingkungan keluarga serta kerabat dekatnya. Sebab, ilmu tidak mungkin diperoleh di lingkungan yang kurang atau tidak kondusif. Dan, hendaknya mengurangi berbagai ketergantungan yang ada pada qalbu, serta sebisa mungkin berhijrah, supaya qalbu bisa terfokus pada ilmu. Karena alasan itu, Allah berfirmanู
ูุง ุฌูุนููู ุงูููู ููุฑูุฌููู ู
ููู ููููุจููููู ูููู ุฌููููููู.โAllah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua jiwa dalam rongga dadanya.โ al-Aแธฅzฤb [33] 4.Dan, disebabkan alasan itu pula seorang ahli hikmah pernah berkata โSeluruh bagian ilmu tidak akan diberikan kepada kalian, sampai kalian mampu menundukkan seluruh jiwa kalian secara utuh kepadanya mengabdi untuk ilmu. Dengan kata lain, bahwa ilmu tidak akan memberimu walau sebagiannya saja, sampai engkau memberikan dirimu utuh kepadanya.โKewajiban ketiga atas adab seorang murid adalah, bersikap tawadhu atau tidak meninggikan diri di hadapan gurunya. Seorang murid seharusnya mempercayakan segala urusan keilmuannya kepada sang guru, dan tunduk kepada segala aturan yang telah diberikan, seperti pasien yang patuh kepada nasihat dokter pribadinya jika ingin segera sembuh dari sakit yang tengah meriwayatkan sebuah kisah โSuatu ketika Zaid bin Tsabit melaksanakan shalat jenazah. Setelah selesai melaksanakan shalat tersebut, segera Ibnu Abbas mendekatkan tali kekang pada bighal 1885 miliknya untuk dikendarai. Menyaksikan sikap Ibnu Abbas, Zaid pun berkata โTidak usah wahai anak paman Rasulullah.โ Ibnu Abbas pun menyahut โBeginilah cara yang diperintahkan kepada kami untuk menghormati para ulama dan orang-orang mulia.โ Mendapati ucapan itu, Zaid bin Tsabit pun segera memegang dan mencium telapak tangan Ibnu Abbas sambil mengatakan โSeperti inilah aturan adab yang diperintahkan kepada kami oleh Rasulullah untuk memperlakukan keluarga dekat beliau.โ 1896.Sebagaimana Rasulullah juga pernah bersabdaููููุณู ู
ููู ุฃูุฎูููุงูู ุงููู
ูุคูู
ููู ุงูุชููู
ูููููู ุฅููููุง ูููู ุทูููุจู ุงููุนูููู
ู.โBukan merupakan kebiasaan adab seorang Muโmin dengan merendahkan diri di hadapan orang lain; kecuali pada saat sedang menuntut ilmu belajar.โ 1907.Ilmu dan hikmah merupakan harta milik kaum Muโmin yang hilang. Oleh karena itu, setiap kita harus bisa menemukannya di mana saja kita bisa meraihnya. Dan, ucapkan terima kasih kepada siapa saja yang sudi membawakannya ke hadapan kita. Dikatakan dalam sebuah syairโIlmu dan hikmah sama artinya dengan perjuangan,Yang dilakukan oleh pemuda berkeinginan air bah banjir yang tengah berjuang,Menemukan tempat menuju hilir.โ Penyair lainnya mengatakanโIlmu itu enggan menyambut pemuda yang sombong,Laksana banjir yang malas mencapai tempat yang tinggi.โ Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan kesederhanaan dan kerendahan jiwa pencarinya. Sebagaimana Allah telah berfirmanุฅูููู ูููู ุฐูููู ููุฐูููุฑูู ููู
ููู ููุงูู ูููู ููููุจู ุฃููู ุฃูููููู ุงูุณููู
ูุนู ูู ูููู ุดูููููุฏู.โSesungguhnya hal demikian itu menjadi peringatan bagi siapa yang mempunyai qalbu atau mau menggunakan pendengarannya, sementara ia menjadi saksi.โ Qฤf [50] 37.Makna โmempunyai qalbuโ adalah jiwa yang mantap dalam menerima ilmu dan qalbu yang siap untuk memahami ilmu. Apa saja yang disampaikan dan dianjurkan oleh guru, maka murid harus mengikutinya, dan mengesampingkan pendapatnya sendiri. Para murid hanya boleh bertanya perihal perkara yang diizinkan oleh gurunya; pada saat proses belajar mengajar tengah dilaksanakan. Dalam hal ini, ada contoh yang telah dikisahkan oleh Allah dalam al-Qurโan, yaitu kisah tentang Nabi Musa dan Nabi Khidhir Nabi Khidhir berkata kepada Nabi Musaุฅูููููู ูููู ุชูุณูุชูุทูููุนู ู
ูุนููู ุตูุจูุฑูุง. ูู ูููููู ุชูุตูุจูุฑู ุนูููู ู
ูุง ููู
ู ุชูุญูุทู ุจููู ุฎูุจูุฑูุง.โSesungguhnya engkau sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana engkau dapat sabar atas sesuatu, yang engkau sendiri belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?โ al-Kahfi [18] 67-68.Setelah itu, Nabi Khidhir memberikan satu persyaratan kepada Nabi Musa โEngkau tidak boleh bertanya tentang apa yang aku lakukan.โ Sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya ุงุชููุจูุนูุชููููู ููููุง ุชูุณูุฃููููููู ุนููู ุดูููุกู ุญูุชููู ุฃูุญูุฏูุซู ูููู ู
ููููู ุฐูููุฑูุง.โJika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu.โ al-Kahfi [18] 70.Namun, kemudian diungkap dalam al-Qurโan, pada penjelasan ayat berikutnya, bahwa persyaratan yang diajukan oleh Nabi Khidhir ternyata tidak dipatuhi oleh Nabi Musa. Sebab, Nabi Musa masih juga mengajukan pertanyaan kepada Nabi Khidhir. Dan, karena itu pula Nabi Khidhir memutuskan untuk berpisah dengan Nabi ditanyakan, mengapa kita diperintahkan untuk bertanya manakala kita tidak mengetahui atas sesuatu, sebagaimana difirmankan oleh Allah sendiri dalam al-Qurโanููุณูุฃูููููุง ุฃููููู ุงูุฐููููุฑู ุฅููู ููููุชูู
ู ููุง ุชูุนูููู
ููููู.โMaka bertanyalah kalian kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.โ an-Nahl [16] 43.Jawaban yang dapat diberikan atas pertanyaan tersebut adalah, diperolehkan seorang murid bertanya kepada gurunya jika pertanyaan yang tersedia diperintahkan oleh sang guru yang mengajar untuk dipertanyakan. Sebab, semua itu berkaitan erat dengan sampainya murid atas materi bahasan yang tengah diajarkan, atau dikhawatirkan sang murid belum sampai pada materi bahasan yang diajukan pertanyaan atasnya. Dan, ini akan menjadikan kendala tersendiri dalam penyerapan pelajaran yang diberikan kepada keempat atas adab seorang murid adalah, mula-mula berusaha dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk tidak mencari-cari perselisihan di antara sesama manusia. Karena, hal itu dapat menimbulkan kegelisahan dan penderitaan bagi jiwa. Diawali jiwa akan cenderung pada semua yang masuk melalui pendengaran, terlebih hal-hal yang dapat menimbulkan rasa malas dan enggan untuk berbuat sesuatu. Oleh karena itu, bagi para penuntut ilmu yang masih berada pada barisan pemula, tidak dianjurkan mengikuti perbuatan orang-orang yang memiliki sifat pemalas. Sampai-sampai, ada ungkapan yang mengatakan โSiapa yang memperhatikan kami guru pada tingkat permulaan al-bidฤyah, maka ia adalah teman di dalam mencari kebenaran. Dan, siapa yang memperhatikan kami hanya pada saat-saat terakhir saja an-nihฤyah, maka ia laksana seorang zindiq dalam usaha menuntut ilmu serta kebenaran.โSudah seharusnya seorang murid tidak terlalu memberikan perhatian pada perbedaan antara ilmu duniawi dan ilmu ukhrawi. Sebab, semua itu potensial mengotori jiwanya, dan ia bisa kehilangan gairah mempelajari ilmu. Jangan lupa, seorang murid harus senantiasa mengindahkan ucapan gurunya, dan tidak boleh mempermasalahkan berbagai madzhab atau sekte yang berkembang. Sebab, pada saat seseorang hanya mementingkan yang akhir saja ujung dari suatu amalan, niscaya anggota tubuh mereka terlatih untuk menjadi malas beraktivitas secara utuh, kecuali hanya melakukan hal-hal yang difardhukan saja. Mereka mengganti amalan-amalan sunah hanya dengan gerakan-gerakan qalbu, dan kesaksian yang cenderung melalaikan. Sedangkan murid yang lalai itu cenderung bermalas-malasan serta bersikap satu ungkapan yang menyatakan, bahwa tidak layak seorang tuna netra buta menjadi penunjuk jalan bagi para tuna netra lainnya. Demikianlah seharusnya adab seorang murid dalam bersikap. Murid tidak layak berperilaku seperti seorang guru. Oleh karena itu, diperbolehkan atas Nabi apa yang belum tentu diperbolehkan bagi umat beliau. Sebab, kekuatan sikap adil yang beliau miliki mendapatkan naungan dan bimbingan secara langsung dari sisi Allah seperti, izin atas diri Nabi menikahi istri lebih dari sembilan 1918 wanita.โ 1929.Kewajiban kelima atas adab seorang murid adalah, seorang murid tidak boleh meninggalkan satu cabang ilmu pun. Ia harus berusaha menjadi ahli dalam berbagai cabang ilmu. Sebab, setiap cabang ilmu saling membantu dan sebagian cabang ilmu itu saling berhubungan erat. Jika seorang murid tidak mendapatkan sesuatu, maka acapkali sesuatu itu dimusuhinya. Dengan kata lain, setiap disiplin ilmu yang terpuji harus terus ditekuni, sampai terlihat dengan jelas tujuan atau hasilnya. Jika seseorang memiliki kesempatan yang memadai, maka ia dituntut untuk menyempurnakan di dalam mempelajarinya ilmu yang terpuji. Kalau tidak, maka ia pilih saja yang terpenting dari ilmu yang tersedia. Menjatuhkan pilihan pada yang paling penting itu dilakukan setelah mengamati keseluruhannya terlebih dahulu. Sebagaimana Allah berfirmanูู ุฅูุฐู ููู
ู ููููุชูุฏูููุง ุจููู ููุณููููููููููููู ูุฐูุง ุฅููููู ููุฏูููู
ู.โDan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya, maka mereka akan berkata โIni adalah dusta yang lama.โโ al-Ahqฤf [46] 11.Seorang penyair mengatakanโMakanan manis yang dimasukkan ke mulut seorang pasienAkan terasa hambar baginya seperti tanpa rasa.โKecerdasan seseorang menentukan hasil perolehan ilmu yang baik. Ilmu yang baik menuntun manusia kepada Allah atau menolong manusia untuk menjalani dengan baik kehidupannya di dunia. Setiap cabang ilmu telah mendapatkan kedudukannya yang tetap. Siapa saja yang mengawal ilmu, ia dapat diibaratkan seperti petugas berpakaian dinas yang selalu berjaga di daerah terdepan perbatasan. Setiap orang mendapatkan derajat tertentu di dalam pencariannya, dan setiap orang mendapatkan balasan di akhirat sesuai dengan derajat yang didapatnya pada saat mencari ilmu. Satu-satunya syarat yang dibutuhkan, yaitu objek pencarian ilmu haruslah diridhai oleh Allah keenam atas adab seorang murid adalah, ia tidak boleh mempelajari atau mendalami beberapa atau semua cabang ilmu pada suatu waktu secara bersamaan. Ia harus mempelajari lebih dahulu ilmu yang terpenting bagi kehidupannya, karena hidup tidak cukup untuk menguasai semua cabang ilmu. Seorang murid harus memfokuskan perhatian terhadap ilmu yang paling penting di antara ilmu-ilmu yang ada; yakni ilmu mengenai urusan akhirat. Yang kami maksudkan di sini ialah, bagian muฤmalah dan mukฤsyafah. Sebab, muฤmalah itu akan menuju kepada mukฤsyafah. Sedangkan mukฤsyafah ialah bentuk pengenalan kepada Allah melalui cahaya yang disematkan oleh-Nya pada qalbu yang bersih, akibat proses ibadah serta mujฤhadah. 19310 Di mana, hal itu akan berujung pada tingkatan derajat keimanan seseorang. Seperti pada diri Abu Bakar ash-Shiddiq sebagaimana dinyatakan dalam sebuah riwayat โSeandainya keimanan penduduk bumi ini ditimbang dengan keimanan yang dimiliki oleh Abu Bakar ash-Shiddiq niscaya keimanan Abu Bakar masih lebih berat.โ 19411.Hal itu lebih disebabkan adanya โrahasiaโ yang menetap di dalam jiwa Abu Bakar, bukan karena pengajuan bukti-bukti tentang jatidirinya atau berbagai argumentasi yang pernah ia sampaikan. Sangat mengherankan sikap seseorang yang telah mendengar sabda dari Rasulullah sebagaimana yang saya sebutkan di atas, namun ia justru cenderung untuk meremehkan ucapan โala sufiโ yang didengarnya. Ia bahkan menganggap, bahwa hal itu merupakan rangkaian kebatilan yang sengaja diembuskan oleh kalangan sufi. Berhati-hatilah dalam menyikapi masalah ini. Karena, hal tersebut dapat menyia-nyiakan sesuatu yang pokok utama dalam diri anda. Berusahalah dengan sekuat tenaga untuk memahami rahasia yang terkandung dalam ilmu para ahli fikih dan mutakallimun penyampai kebenaran lainnya. Dan jangan melakukannya, kecuali karena anda ingin mencari kebenaran bahwa sesungguhnya ilmu yang sangat mulia dan paling puncak itu adalah mengenal Allah Inilah samudera yang dasarnya sangat sulit untuk dijangkau. Yang karenanya, derajat manusia termulia terletak pada diri para nabi kemudian para wali, dan diceritakan mengenai dua orang bijak yang sama-sama rajin beribadah, di mana terlihat pada tangan salah seorang dari mereka memegang secarik kain yang bertuliskan โJika engkau berbuat baik dalam segala hal, maka janganlah engkau mengira bahwa engkau telah berbuat baik terhadap segala sesuatu, sebelum engkau mengenal Allah dan meyakini Dia-lah yang membuat sebab serta yang mewujudkan segala sesuatu itu.โSedangkan di tangan orang bijak lainnya juga memegang secarik kain yang bertuliskan โSebelum aku mengenal Allah setelah meminum seteguk air aku merasakan haus kembali. Dan setelah mengenal-Nya, aku mampu merasakan kesegaran tanpa harus meminum apa pun.โSedikit ilmu, jika itu didapat melalui semangat dan gairah, maka in syaโ Allah akan menyempurnakan ilmu ukhrawi. Tujuan kita dengan pengetahuan ini bukan agar kepercayaan itu diwariskan dari generasi ke generasi. Tujuan kita dengan pengetahuan ini adalah untuk mendapatkan cahaya yang memancar dari kepercayaan yang Allah tanamkan dalam jiwa kita. Jadi, ilmu yang tertinggi dan termulia adalah ilmu mengenal Allah, atau ma ketujuh atas adab seorang murid adalah, ia tidak boleh mendalami cabang ilmu baru, hingga ia menguasai dengan baik cabang ilmu sebelumnya. Sebab, biasanya itu merupakan persyaratan utama bagi pengetahuan yang baru tersebut. Satu cabang ilmu umumnya menjadi pengantar dan penuntun bagi cabang berfirmanุงูููุฐููููู ุขุชูููููุงููู
ู ุงููููุชูุงุจู ููุชููููููููู ุญูููู ุชูููุงููุชููู.โOrang-orang yang telah Kami Allah berikan al-Kitab al-Qurโan kepada mereka, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya.โ al-Baqarah [2] 121.Seorang murid hendaknya menuntut ilmu untuk tujuan menghiasi batin dengan sifat-sifat yang dapat mengantarkan hamba ke hadirat Allah dan berada pada posisi para malaikat yang selalu bersanding di dekat-Nya. Jadi, bukan untuk memperoleh kekuasaan, harta dan kedudukan duniawi. Dengan kata lain, seorang murid tidak akan mempelajari secara mendalam satu ilmu, sebelum ia mampu menguasai ilmu pendahuluannya. Sebagaimana Imam Ali pernah berkata โKalian tidak akan mampu memahami kebenaran, sampai kalian menjadi orang murid yang menguasai kebenaran.โKewajiban kedelapan atas adab seorang murid adalah, mengetahui sebab-sebab mengapa ilmu itu disebut sesuatu yang sangat mulia. Suatu ilmu dapat dikenali dari dua sisi, kemuliaan buah atau hasilnya, dan keotentikan serta kekuatan prinsip yang dimilikinya. Sebagai contoh, ilmu agama dan ilmu kedokteran. Buah dari ilmu agama adalah mendapatkan kehidupan yang kekal. Sedangkan buah dari ilmu kedokteran adalah memperoleh kehidupan sementara status sosial di dunia. Dari sudut pandang ini, ilmu agama lebih mulia ketimbang ilmu kedokteran. Sebab, hasilnya jauh lebih mulia dan lebih kekal. Contoh lainnya adalah, ilmu matematika dan ilmu astrologi. Ilmu matematika lebih mulia disebabkan dasar-dasarnya yang lebih otentik, argumentatif, dan sini tampak jelas, bahwa ilmu dengan buah berupa mengenal Allah para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, dan para Rasul-Nya merupakan ilmu yang sangat mulia. Demikian pula cabang-cabang dari ilmu kesembilan atas adab seorang murid adalah, mempercantik jiwa dan tindakan dengan kebajikan. Semua itu untuk tujuan menggapai kedekatan dengan Allah dan para malaikat-Nya, serta bersahabat dengan orang-orang yang dekat dengan Allah Tujuan hidup seorang murid seharusnya bukan untuk memperoleh kemilaunya urusan dunia, menumpuk harta dan kekayaan, berdebat dengan mereka yang jahil, serta memamerkan keangkuhan dan kesombongan. Seorang murid yang berusaha untuk memperoleh kedekatan dengan Allah seharusnya mencari ilmu yang dapat menolong dirinya mencapai tujuan dimaksud, yaitu ilmu tentang akhirat dan ilmu-ilmu yang menjadi penunjangnya. Sebagaimana Allah berfirmanููุฑูููุนู ุงูููู ุงูููุฐููููู ุขู
ูููููุง ู
ูููููู
ู ูู ุงูููุฐููููู ุฃูููุชููุง ุงููุนูููู
ู ุฏูุฑูุฌูุงุชู.โAllah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kalian, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.โ al-Mujฤdilah [58] 11.Juga pada firman Allah ุฏูุฑูุฌูุงุชู ุนูููุฏู ุงูููู.โ[Kedudukan] mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah.โ ฤli Imrฤn [3] 163.Dengan kata lain, derajat orang beriman itu bertingkat-tingkat dalam pandangan Allah Sebagian lebih rendah, dan sebagian lainnya lebih tinggi. Derajat tertinggi atas keimanan seorang hamba dimiliki oleh para Nabi, kemudian para wali, lalu para ulama yang mengamalkan ilmunya dalam kebenaran, dan kemudian orang-orang shalih yang mengikuti mereka para ulama yang mengamalkan ilmunya.Allah berfirmanููู
ููู ููุนูู
ููู ู
ูุซูููุงูู ุฐูุฑููุฉู ุฎูููุฑูุง ููุฑููู. ูู ู
ููู ููุนูู
ููู ู
ูุซูููุงูู ุฐูุฑููุฉู ุดูุฑููุง ููุฑููู.โSiapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan siapa saja yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya ia akan melihat balasannya pula.โ az-Zalzalah [99] 7-8.Jadi, seorang murid yang menuntut ilmu dengan tujuan mengharapkan kemuliaan diri dan sekaligus mengharapkan keridhaan Allah niscaya ilmu yang akan didapat akan berguna bagi kehidupannya di alam dunia, dan sekaligus meninggikan derajatnya dalam pandangan Allah kesepuluh atas adab seorang murid adalah, harus tetap memusatkan perhatian pada tujuan utama menuntut ilmu. Bukan demi kekuasaan dan wewenang semata. Di samping untuk tujuan menikmati anugerah kehidupan di alam dunia ini, yang terpenting di atas kesemuanya itu untuk tujuan kebahagiaan negeri akhirat yang lebih kekal dan abadi. Dunia adalah tempat tinggal kita yang sementara. Tubuh menjadi kendaraan menuju tujuan, sedangkan amal menjadi jalan menuju tujuan dimaksud, yaitu menggapai keridhaan Allah dan bukan selain Dia. Pada Allah-lah semua kenikmatan dan kebahagiaan bermuara. Karena itu, berikanlah perhatian yang lebih besar terhadap ilmu-ilmu yang mampu menuntun kita kepada tujuan akhir dari kehidupan karena itu, jenis ilmu terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, ilmu yang dapat kita ibaratkan seperti membeli barang untuk bekal dalam perjalanan. Yang dimaksud dalam jenis ini antara lain, adalah; ilmu kedokteran, hukum fikih, dan ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan kesejahteraan manusia di alam dunia. Kedua, ilmu untuk menempuh perjalanan menghadapi rintangan yang sangat berat, sekaligus cara mengtasi rintangan-rintangan dan gangguan-gangguan di sekitarnya. Ilmu jenis ini mampu membersihkan jiwa pemiliknya dari perilaku jahat, dan sanggup membawanya ke tempat tertinggi yang tidak dapat dicapai manusia; kecuali mereka yang mendapatkan karunia dari sisi Allah Ketiga, ilmu dapat kita ibaratkan seperti ilmu mengenai perjalanan haji dengan semua syarat dan rukunnya. Yang dimaksudkan di sini adalah ilmu tentang Allah sifat-sifatNya, dan ilmu tentang para malaikat-Nya. Ilmu ini mustahil diraih, kecuali oleh orang-orang arif yang dekat dengan Allah Sementara mereka yang berderajat lebih rendah dari mereka pun akan memperoleh keselamatan. Sebagaimana Allah berfirmanููุฃูู
ููุง ุฅููู ููุงูู ู
ููู ุงููู
ูููุฑููุจููููู. ููุฑูููุญู ูู ุฑูููุญูุงูู ูู ุฌููููุฉู ููุนูููู
ู. ูู ุฃูู
ููุง ุฅููู ููุงูู ู
ููู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงููููู
ููููู ููุณูููุงู
ู ูููู ู
ููู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงููููู
ููููู.โAdapun jika ia orang yang mati termasuk orang-orang yang didekatkan โ kepada Allah โ , maka ia memperoleh ketenteraman dan rezeki, serta surga kenikmatan. Dan adapun jika ia termasuk golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu, karena engkau dari golongan kanan.โ al-Wฤqiah [56] 88-91.Inilah kebenaran pasti yang mereka pahami dan rasakan melalui perenungan, kontemplasi, musyฤhadah penyaksian. Penglihatan yang ada di dalam musyฤhadah jauh lebih jelas daripada penglihatan dengan mata lahiriah. Keyakinan mereka tentu lebih kuat setelah mereka menyaksikan sendiri. Sementara kebanyakan orang, beriman akan tetapi tanpa musyฤhadah, dan tanpa melihat dengan mata batin mereka yang saya maksudkan di sini bukanlah fisik jantung yang terbuat dari daging, akan tetapi sesuatu yang mempunyai hakikat yang halus atau rahasia. Yaitu, sesuatu yang tidak dapat dipersepsi dengan indera tubuh. Ini adalah dzat spiritual yang langsung bersumber dari sisi Allah yang terkadang disebut dengan an-nafs jiwa, ruh, dan terkadang dinamai dengan qalbu jantung. Qalbu adalah wahana bagi hakikat spiritual untuk menyingkapkan selubung yang menyelimutinya. Sebab, jiwa rลซh merupakan bagian dari ilmu yang bersifat wahyu mukฤsyafah. Yakni, ilmu yang tidak mungkin dijangkau oleh akal manusia semata, dan tidak boleh diperbincangkan; apalagi diperkenankan adalah membicarakan bahwa jiwa rลซh adalah permata yang sangat berharga, dan sekaligus termasuk dalam alam ruh, bukan alam materi. Sebagaimana Allah berfirmanูู ููุณูุฃููููููููู ุนููู ุงูุฑููููุญูุ ูููู ุงูุฑููููุญู ู
ููู ุฃูู
ูุฑู ุฑูุจูููู.โDan, mereka bertanya kepadamu Muhammad tentang rลซh. Katakanlah โRuh itu termasuk urusan Rabbku.โ al-Isrฤโ [17] 85.Hubungan rลซh manusia dengan Allah lebih mulia daripada hubungan rลซh manusia dengan segenap anggota tubuhnya sendiri. Kepunyaan Allah segenap makhluk dan rลซh. Akan tetapi, yang terakhir ini rลซh berderajat lebih mulia dibandingkan ciptaan Allah lainnya. Rลซh-lah yang paling berharga, karena dapat memikul amanat Allah Rลซh manusia lebih mulia daripada langit dan bumi, berikut segala isinya. Karena, makhluk-makhluk lain tidak mau menerima amanat disebabkan takut pada rลซh. Rลซh manusia berasal langsung dari sisi Allah dan akan kembali kepada-Nya. Rลซh adalah dzat spiritual yang mengendalikan tubuh manusia menuju Allah sebagai diperbarui 20 November pada 12 Agustus Dari 4029 4,782Kali.
Abstrak Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka library research, penelitian yang obyek utamanya adalah buku-buku atau sumber kepustakaan tentang kitab Ayyuhal Walad, karya Imam al Ghazali. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Hasil penelitian, pertama, konsep pendidikan karakter merupakan gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaa pendidikan karakter, baik terkait dengan definisi pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter dan nilai-nilai pendidikan karakter. Kedua,karakter atau akhlak menurut al-Ghazali adalah suatu kemantapan jiwa yang menghasilkan perbuatan dan pengalaman dengan mudah, tanpa harus direnungkan dan redaksi lain, al-Ghazali juga berpendapat Pendidikan karakter adalah sebuah proses pembersihan jiwa. Dari jiwa yang bersih lahir perilaku yang baik, seperti jujur, dermawan, dan sabar. Ketiga, pendidikan karakter dalam kitab Ayyuhal Walad berisi nasihat al-Ghazali kepada muridnya yang meminta nasihat khusus, secara garis besar membehas tentang masalah akhlak kepada Allah, akhlak seorang pendidik, akhlak seorang pelajar, dan akhlak dalam pergaulan. Tujuan dari pembahasan pendidikan akhlak dalam kitab ini untuk mencetak pribadi yang baik, bermoral dan lebih mengutamakan kepentingan Allah Syariโat daripada yang lainnya. Dan juga untuk mendapatkan Ridha Allah SWT. di dunia maupun di akhirat.
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 150 ANALISIS MATERI AKHLAK MENGENAI ADAB GURU DAN ADAB MURID DALAM KITAB BIDAYATUL HIDAYAH UNTUK MEMBINA KARAKTER SISWA MI Iim Fitriyani1.. Asis Saefuddin 2. Sani Insan Muhamadi 3 1Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 3Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung E-Mail Iimfitiyani05 Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya adab di kalangan pelajar dan pendidik di Indonesia. Banyak kasus-kasus yang beredar di beberapa tayangan televisi dan media cetak tentang banyaknya pelajar yang tidak mempunyai sopan santun kepada gurunya dan berbagai tindakan menyimpang guru terhadap muridnya. Tujuan penelitian ini adalah agar guru dan murid mampu menerapkan adab-adab dalam kitab Bidayatul Hidayah, terutama di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan adalah metode kepustakaan Library research. Metode ini merupakan metode yang berkaitan dengan pengumpulan data dengan cara membaca, menelaah, menganalisis dan lebih menekankan pada analisis yang bersifat deskriptif, teoritis dan filosofis serta tidak perlu turun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian ini menunjukkan ada beberapa adab yang harus dimiliki oleh seorang guru dan murid berdasarkan dalam kitab Bidayatul Hidayah. Selain itu, seorang guru Muallim harus memiliki sifat yang berwibawa dan mampu membimbing muridnya. Sedangkan KD dan KI yang ada di dalam buku Akidah akhlak kelas satu MI menunjukkan kesesuaian kitab Bidayatul Hidayah mengenai adab-adab yang harus dilakukan oleh seorang murid kepada gurunya, dengan materi akidah akhlak yang ada di Madrasah Ibtidaiyah kelas satu ini. Kitab bidayah bisa digunakan sebagai bahan ajar di sekolah. Hal ini dapat diimplementasikan ketika proses belajar mengajar, seperti berbicara saat diskusi dan bertanya. Kata kunci Adab Guru dan Murid, Kitab Bidayatul Hidayah, Membina Karakter Siswa MI Abstract This research was motivated by the low level of manners among students and teachers in Indonesia. Many cases are circulating on several television shows and printed media about, many students who do not have manners to their teachers and also several teachersโ deviant behaviors towards their students. The aim of this research was to make teachers and students be able to apply the manners contained in Bidayatul Hidayah book, especially in the school environment. The method used was library research method. This method is a method related to data collection by reading, studying, analyzing and more emphasizingAL-TARBIYAH JURNAL PENDIDIKAN The Educational Journal Vol. 30 No. 2, December 2020 Iim Fitriyani, Asis Saefuddin, Sani Insan Muhammadi/ AL-TARBIYAH, Vol. 30 No. 2, December 2020, 150-160 Accepted Novembe1 11th, 2020. Approved December 11th, 2020. Published December, 2020 151 on the analysis that is descriptive, theoretical and philosophical in nature and going to the field to collect data is not needed. The results of this study indicate that there are several manners that must be possessed by teachers and students according to Bidayatul Hidayah book. Beside that, a teacher Muallim must have an authoritative character and be able to guide his students. Meanwhile, the Basic Competencies KD and Core Competencies KI in the first grade of Madrasah Ibtidaiyah's Akidah morals book show the suitability of the Bidayatul Hidayah book regarding the manners that must be carried out by a student to his teacher, with the material of akidah morals in the first grade of Madrasah Ibtidaiyah. Bidayah book can be used as a teaching material at school. This can be implemented during the teaching and learning process, such as speaking in discussions and asking questions. Keywords Manners of teachers and students, Bidayatul Hidayah book, Guiding characters of Madrasah Ibtidaiyahโs students PENDAHULUAN Pendidik dan peserta didik memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan pendidikan, dan merupakan kunci bagi berlangsungnya kegiatan pendidikan. Meskipun tidak tersedia bangunan kelas, laboratorium, gedung olah raga dan peralatan sekolah yang cukup memadai, proses pendidikan akan tetap berjalan meskipun melewati beberapa kendala. Namun, apabila tidak ada pendidik dan peserta didik, proses pendidikan tidak akan berlangsung Nata, 2001. Pendidik merupakan orang yang memberikan sesuatu berupa ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, kepada seseorang di lingkungan sekitar, baik lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat Maragustam, 2010. Pendidik menjadi unsur penunjang berhasilnya proses pembelajaran dan akan menghasilkan generasi yang unggul dan peserta didik murid. Keduanya merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu lembaga Pendidikan. Salah satu aspek yang berkaitan dan harus diperhatikan adalah adab. Adab merupakan salah satu inti dari pendidikan karena apabila kita menggunakan adab dalam kehidupan maka nilai kebaikan akan tertanam dalam diri kita dan akan menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur Al-Attas, 1992. Hubungan antara guru dan murid memiliki peran yang sangat penting bagi berlangsungnya proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan dan menciptakan generasi yang bekarakter. Hubungan yang harmonis antara guru dan murid pada saat proses pembelajaran berlangsung diperlukan, begitupun sebaliknya. Dengan demikian baik guru maupun murid harus memakai adab atau etika baik pada saat pembelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran Abdullah, 2016. Adab dan akhlak merupakan satu kesatuan yang yang saling berkaitan. Apabila kita memiliki adab yang baik, baik itu kepada Allah Swt, orang tua, guru dan kepada saudara kita yang lain, akhlak yang kita miliki akan baik. Dengan adab seseorang muslim akan terlihat mulia dihadapan Allah SWT dan Rasul-Nya begitupun di hadapan manusia. Hanafi, 2017. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Abdullah, 2016 jelas bahwa suatu pendidikan Islam memiliki empat unsur yaitu pendidik, peserta didik, tujuan dari pendidikan itu sendiri, serta adab yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Unsur-unsur tersebut merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu dari ke-empat unsur tersebut tidak ada atau hilang Iim Fitriyani, Asis Saefuddin, Sani Insan Muhammadi/ AL-TARBIYAH, Vol. 30 No. 2, December 2020, 150-159 Accepted Novembe1 11th, 2020. Approved December 11th, 2020. Published December, 2020 152 maka suatu pendidikan tidak akan berjalan dengan lancar dan hilang pula hakikat dari pendidikan itu sendiri. Kurangnya adab pada zaman sekarang ini berpengaruh terhadap karakter siswa. Banyak sekali kasus-kasus yang beredar di beberapa tayangan di televisi dan media cetak mengenai perilaku atau perbuatan-perbuatan yang tidak bermoral, misalnya perbuatan yang dilakukan oleh seorang guru ataupun seorang murid seperti banyaknya siswa maupun mahasiswa yang tidak mempunyai sopan santun dalam berbicara kepada gurunya, berperilaku menyimpang, dan memakai pakaian yang tidak sesuai dengan anjuran Islam, dan melanggar akhlak. Hal ini menunjukan kurangnya moral, akhlak dan adab seseorang Noer & Sarumpaet, 2017. Perbuatan tersebut sangat menunjukan kurangnya bimbingan karakter ataupun akhlak yang dimiliki oleh seseorang. Karena selama ini proses pembelajaran yang berlangsung lebih menitik beratkan pada kemampuan kognitif saja, ranah karakter tidak diperhatikan dengan sangat jeli Ainiyah, 2013. Menurut Muhamadi, 2015 krisis karakter masih menjadi permasalahan utama bangsa ini, karena pembinaan moral yang kurang dan lunturnya sikap kepedulian sosial. Salah satu yang harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah tersebut selain orang tua yaitu lembaga pendidikan. Pengembangan karakter moral pribadi anak merupakan prasyarat penting untuk kelanjutan peradaban, dan pendidikan merupakan komponen pentig dari proses tersebut Gogo, 2020. Kita dapat melihat kasus-kasus yang terjadi akibat tidak adanya adab atau sopan santun yang baik, baik dari seorang guru ataupun murid, sehingga interaksi antara guru dan murid tidak berlangsung baik dan akan mengganggu proses dan tujuan pembelajaran. Ada guru yang berbuat tidak pantas kepada muridnya, ada yang menyiksa muridnya. Begitupula dengan murid yang berkelahi dengan sesama temannya dan ada juga murid yang meyiksa guru nya. Hal ini sudah sangat jelas bahwa kurangnya adab yang mereka miliki, sehingga berdampak pula pada perilaku atau karakter yang dimiliki oleh setiap individu. Diantara contoh yang menunjukan kurangnya hubungan yang baik antara guru dan murid yang terjadi disekitar kita, misalnya seorang Guru SMAN 1 Torjun yang tewas akibat dipukuli oleh muridnya Ramadhan, 2018. Hal ini bukan sepenuhnya kesalahan siswa tetapi ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, misalnya, kurangnya guru dalam melakukan pendekatan kepada siswa yang memiliki perilaku menyimpang. Pembahasan adab guru dan murid telah banyak dilakukan oleh para ilmuwan Islam terdahulu, salah satunya ialah Imam Al-Ghazali yang membahas tentang adab guru dan murid dalam kitab yang di tulisnya yaitu Bidayatul Hidayah. Kitab Bidayatul Hidayah ini membahas tentang amalan-amalan yang harus dilaksanakan oleh umat muslim dengan diperkuat oleh ilmu tasawuf. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji ulang pemikiran dari Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah mengenai adab yaitu sopan santun berinteraksi yang harus dilakukan oleh guru maupun murid pada saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran, agar tujuan pendidikan dapat berjalan lancar dan menciptakan generasi yang berkarakter. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitiatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada teori-teori naturalistik yang artinya penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah dan peneliti berperan sebagai instrumen Iim Fitriyani, Asis Saefuddin, Sani Insan Muhammadi/ AL-TARBIYAH, Vol. 30 No. 2, December 2020, 150-159 Accepted Novembe1 11th, 2020. Approved December 11th, 2020. Published December, 2020 153 kuncinya dan tidak dapat diselesaikan dengan uji statistik Sugiyono, 2017. Sedangkan metode yang digunakan peneliti adalah metode kepustakaan Library research. Metode kepustakaan ini merupakan metode yang berkaitan dengan pengumpulan data dengan cara membaca, menelaah, menganalisis, dan pengolahan dengan menggunakan metode kepustakaan ini lebih menekankan pada analisis yang bersifat deskriptif, teoritis dan filosofis. Dalam metode kepustakaan ini peneliti tidak perlu turun ke lapangan untuk dapat menghasilkan dan mengumpulkan data. Peneliti cukup menggunakan bahan-bahan kepustakaan seperti buku ataupun bahan kepustakaan yang lainnya sebagai data untuk diteliti. Instrumen utama pada penelitian ini adalah manusia sebagai peneliti yang artinya peneliti harus memperhatikan kemampuan yang dimilikinya dalam hal bertanya, mencari tahu, melacak, mengamati bahkan memahami suatu objek yang akan diteliti Zed, 2008. Jenis data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif. Data kualitatif ini merupakan data yang disajikan dengan berbentuk narasi atau uraian bukan dalam bentuk angka yang dapat diuji dengan melalui prosedur statistik Helaluddin & Wijaya, 2019, sedangkan sumber datanya bersumber dari data primer dan skunder. Ddata primernya adalah kitab Bidayatul hidayah dan data sekunder dalam penelitian ini akan lebih banyak menggunakan sumber-sumber berupa buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian Sugiyono, 2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi dokumentasi, dimana teknik ini dilakukan dengan cara menganalisis dokumen ataupun kuisioner, yang berupa studi dokumentasi. Studi dokumentasi ini merupakan sumber dokumen yang berbentuk sumber tertulis, file, gambar foto, karya-karya yang berkaitan dengan penelitian dan mampu memberikan informasi bagi proses penelitian. Penggunaan dokumen ini, berkaitan dengan content analysis isi dan makna dari sebuah dokumen. Menurut menurut Bungin 2008 penggunaan dokumen serta pemanfaataannya dari dokumen tersebut sangat bepengaruh dalam proses penelitian dan dapat menentukan tingkat kredibilitas suatu hasil penelitian kualitatif. Untuk memvalidasi data yang digunakan, triangulasi sumber digunakan. Triangulasi sumber bertujuan untuk mengecek dan mengetahui data yang telah diperoleh dari beberapa sumber yang ada. Tahapan yang terakhir adalah teknik dalam menganalisis data. Tahapan tersebut terdiri dari reduksi data mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskaan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya, penyajian data dan penarikan kesimpulan dari data yang telah diolah Sugiyono, 2017. HASIL DAN PEMBAHASAN Kitab Bidayatul Hidayah di tulis oleh Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Imam Al-Ghazali merupakan seorang tokoh pemikir muslim yang hidup pada bagian akhir dari zaman keemasan di bawah khilafah Abbasiyah yang berpusat di Bagdad. Imam Al-Ghazali memiliki nama lengkap Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad bin Muhammad Thaus Ahmad al-Thusi Al-Syafiโi. Ia terkenal dengan sebutan Hujjatul islam dan zainuddin yang mempunyai arti โkebenaran Islamโ. Al-Ghazali diberi gelar al-imam karena beliau merupakan sosok ulama yang menjadi panutan, contoh, dan teladan bagi banyak orang. Gelar al-Imam al-allamah ini menunjukan bahwa tingkat keilmuan yang dimiliki oleh Al-Ghazali tidak hanya alim tetapi juga beliau merupakan Al-allamah yang mampu menguasai berbagai bidang, sedangkan gelar Hujjatul Islam menunjukkan bahwa imam Al-Ghazali merupakan sosok yang mempunyai pengetahuan yang luas Iim Fitriyani, Asis Saefuddin, Sani Insan Muhammadi/ AL-TARBIYAH, Vol. 30 No. 2, December 2020, 150-159 Accepted Novembe1 11th, 2020. Approved December 11th, 2020. Published December, 2020 154 mengenai sunnah-sunnah Nabi Nasif, 2018. Selain mengemban amanah sebagai guru besar dan seorang sufi, imam Al-Ghazali merupakan seorang penulis yang luar biasa sehingga menciptakan karya-karya yang sangat luar biasa dan sangat produktif. Pada dasarnya tidak terlalu pasti berapa jumlah buku-buku atau karya yang ditulis oleh imam Al-Ghazali tetapi sebagian penelitian mengatakan hampir 100 buku tentang ilmu pengetahuan yang ditulis oleh Imam-al-Ghazali, diantaranya seperti ilmu kalam, ilmu fikih, ilmu tasawuf, ilmu filsafat akhlak dan autobiografi. Kitab Ihyaul Ulumuddin dan Bidayatul Hidayah merupakan salah dua kitab yang sangat terkenal yang dikarang oleh Imam Al-Ghazali. Kitab Bidayatul Hidayah ini sering disebut sebagai pembukaan, permulaan atau dalam bahasa arab sering disebut dengan muqadimah dari kitab Ihya Ulumuddin. Dalam kitab Bidayatul Hidayah ini Imam Al-Ghazali ingin menunjukan kepada kita selaku umat muslim mengenai permulaan-permulaan hidayah, agar dapat melatih hawa nafsu dengan baik dengan mengamalkan seluruh isi kitab dan mampu mengukur pengakuan kita dengan cara istiqamah terhadap ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab Bidayatul Hidayah yang kemudian diimplementasikan atau diamalkan dalam kehidupan sehari hari dan juga melalui majelis-majelis ilmu agar seluruh umat muslim mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan sebagai seorang muslim Mutamakkin, 2012. 1. Adab guru dan murid dalam kitab Bidayatul Hidayah Dalam kitab Bidayatul Hidayah Mutamakkin, 2012 ada beberapa adab yang harus diterapkan oleh seorang guru dan murid, terutama pada saat pembelajaran. Berikut ini merupakan adab-adab yang harus amalkan oleh seorang guru dan murid pada bagian ke tiga dalam kitab Bidayatul hidayah mengenai beradab kepada Allah swt dan bergaul dengan para makhlik-Nya yang didalamnya terdapat adab seorang guru dan murid. Adab tersebut seperti ditampilkan dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Adab guru dalam kitab Bidayatul Hidayah Adab Guru dalam Kitab Bidayatul Hidayah ๎๎ ๎ช๎๎ ๎ฃง๎ช๎๎ ๎ฃ๎๎ ๎คซ๎๎ ๎ ๎๎ฃ
๎๎๎๎ ๎ ๎๎ ๎คค๎๎ ๎ฃด๎๎ ๎ ๎๎ ๎คค๎ช๎๎ ๎๎ ๎ฃช๎๎ ๎ ๎ทป๎๎๎๎ ๎ท๎๎๎๎ ๎ช๎๎ ๎ช๎๎ ๎คช๎๎๎ ๎คธ๎๎ ๎ต . Seorang guru harus selalu bersabar atas kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran Selalu bersikap tenang dalam kondisi apapun ๎๎ ๎ช๎๎ ๎คค๎๎ ๎ฃค๎๎ ๎คง๎๎ ๎คธ๎ ๎ ๎ท๎๎๎๎ ๎ฌด๎๎ ๎คค๎ ๎คถ๎๎ ๎คพ๎๎ ๎ฃ๎๎ ๎ฃ๎๎๎๎ ๎ค๎๎ ๎ ๎ถ ๎๎ธ๎๎ ๎ฃ๎๎๎๎ ๎คค๎ช๎๎ ๎คธ๎๎ ๎ค๎๎ ๎ต๎ฃ
๎๎๎๎ ๎คช๎๎ ๎ค๎๎๎๎ ๎ช๎๎ ๎ค๎๎ ๎ฃฒ๎๎ ๎ ๎ช๎๎๎๎ชง๎ฃฒ๎คค๎ช๎๎ชญ๎ซ๎๎๎๎ ๎ท. Selalu duduk dengan terhormat dan berwibawa serta menundukan kepalanya. Iim Fitriyani, Asis Saefuddin, Sani Insan Muhammadi/ AL-TARBIYAH, Vol. 30 No. 2, December 2020, 150-159 Accepted Novembe1 11th, 2020. Approved December 11th, 2020. Published December, 2020 155 Adab Guru dalam Kitab Bidayatul Hidayah ๎๎ ๎ ๎๎ ๎ฃ๎๎ ๎ฃฒ๎๎ ๎ ๎๎๎ชง๎ฃ๎คค๎ช๎๎ ๎คข๎๎ ๎ ๎ฑด๎๎๎ ๎ค๎๎ ๎ ๎ต๎๎ธ๎๎ ๎คพ๎๎ ๎ค๎๎ธ๎ค๎ ๎ ๎ช๎ชง๎ช๎๎ ๎ณ๎๎ฃ
๎ ๎ฃ๎ ๎ค๎คค๎ช ๎๎ ๎ ๎ทป๎ค๎คค๎ช๎๎ ๎คฌ๎ ๎ค๎๎ ๎คฉ๎ ๎คถ๎คค๎๎ช๎ ๎ฃฒ๎ฃ ๎ถ๎๎ ๎ฃ๎ ๎คซ๎คง๎ชฅ๎ค๎คค๎ช ๎๎ ๎ ๎ช๎๎ ๎คป๎๎ ๎ต๎ฃ
๎ ๎ฃ๎๎ ๎ค๎ ๎ค๎ ๎คธ๎ ๎ฃ๎คค๎ช๎ช meninggalkan sikap takabur sombong dan bersikap tawadhu, terkecuali kepada orang-orang yang berbuat dzalim. ๎๎ ๎ ๎๎ ๎ฃ๎๎ ๎ฃฒ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎คค๎ช๎ ๎คถ๎๎ ๎ฃด๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎ ๎๎ชง๎ทฑ๎ช๎๎๎๎ ๎ค๎๎ ๎ฃ๎๎ฃ
๎๎ ๎ฃ . Tidak bercanda dan bermain main ketika proses belajar mengajar Bersikap lemah lembut kepada murid. Selalu mengingatkan dan membimbing para siswanya yang belum mengerti dan memahami yang telah disampaikan dan tidak boleh marah kepada siswa yang belum memahami Tabel 2. Adab murid dalam kitab Bidayatul Hidayah Adab Murid dalam Kitab Bidayatul Hidayah Mendahului mengucapkan salam dan memberikan penghormatan Menyedikitkan berbicara dihadapan gurunya Tidak boleh bertanya ketika seorang guru sedang berdiri ataupun sedang berjalan. Tidak boleh berbicara sebelum guru bertanya Dan tidak boleh bertanya sebelum meminta izin kepadanya Tidak boleh menyampaikan perkataan yang menentang pendapat guru Iim Fitriyani, Asis Saefuddin, Sani Insan Muhammadi/ AL-TARBIYAH, Vol. 30 No. 2, December 2020, 150-159 Accepted Novembe1 11th, 2020. Approved December 11th, 2020. Published December, 2020 156 Adab Murid dalam Kitab Bidayatul Hidayah Tidak bermusyawarah dengan seseorang dihadapan guru dan tidak menoleh ke berbagai arah Jangan berburuk sangka dan membicarakan rahasia guru Ketika seorang guru bangkit dari tempat duduknya, maka seorang murid tidak boleh menarik bajunya Tidak mencari kesalahan-kesalahan guru Seorang murid ikut berdiri ketika guru berdiri, seolah-olah memberi penghormatan Tidak banyak tertawa dan tersenyum di hadapan seorang guru dalam kondisi apapun Selalu memuliakan guru dalam kondisi apapun Senantiasa memaafkan guru ketika melakukan kesalahan, karena sorang guru juga manusia dan pasti melakukan kesalahan 2. Kesesuaian Materi Akhlak Mengenai Adab Guru dan Murid Dengan Materi Akidah Akhlak di MI Kelas 1 satu Adab guru dan murid pada dasarnya memang harus dipelajari dan diterapkan pada saat proses pembelajaran. Hal ini juga berkaitan dengan materi akidah akhlak yang ada di kelas satu Madrasah Ibtidaiyah yaitu pada Kompetensi Inti KI 2. memiliki prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab , santun, peduli dan percaya diri dengan berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru dengan Kompetensi Dasar KD Membiasakan sikap ramah dan sopan terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya pada KI 3. siswa diharapkan memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah dengan KD siswa memahami sikap ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari. Pada KI 4. siswa menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya Iim Fitriyani, Asis Saefuddin, Sani Insan Muhammadi/ AL-TARBIYAH, Vol. 30 No. 2, December 2020, 150-159 Accepted Novembe1 11th, 2020. Approved December 11th, 2020. Published December, 2020 157 yang estetis, dalam perbuatan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia dengan KD siswa mencontohkan sikap ramah dan sopan santun terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari juga menunjukkan kesesuaian antara materi akidah akhlak dengan adab guru dan murid. Dari pemaparan tersebut siswa diajarkan untuk bersikap sopan terhadap guru dan orang tua, hal ini sesuai dengan bagian ketiga dalam kitab Bidayatul Hidayah mengenai adab-adab yang harus dilakukan ketika berinteraksi dengan Allah SWT dan makluk-Nya, seperti halnya seorang murid kepada gurunya. Hal ini menunjukkan kesesuaian antara materi akidah akhlak di MI dengan bagian ketiga dalam kitab Bidayatul Hidayah mengenai adab-adab yang harus dilakukan ketika berinteraksi dengan Allah Swt dan makluk-Nya terutama adab guru dan murid dalam kitab Bidayatul Hidayah serta beradab kepada orang tua. Dengan materi akidah akhlak yang ada di Madrasah Ibtidaiyah kelas satu, otomatis kitab Bidayah dapat digunakan sebagai bahan ajar di sekolah. 3. Implementasi Adab Guru dan Murid dalam Kitab Bidayatul Hidayah terhadap Pembinaan Karakter di Sekolah Implementasi adab murid dalam pembinaan karakter di sekolah pada saat proses pembelajaran diantaranya a. Saat berdiskusi dengan seorang guru, berdiskusi dengan guru merupakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh seorang siswa agar mampu mengetahui informasi yang baru dan mampu memecahkan masalah sama-sama. Diskusi ini merupakan salah satu tahapan dari saintifik learning, dari mulai mengamati pembelajaran, bertanya kemudian diskusi. Dalam diskusi tidak hanya diskusi saja tetap ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa. Hal ini seperti yang tertera dalam kitab Bidayatul Hidayah halaman 93 yaitu pada saat berdiskusi siswa tidak boleh menyalahkan apa yang di paparkan oleh seorang, berkomentar boleh asalkan atas izin dari guru. Hal tersebut harus diterapkan agar diskusi berjalan dengan lancar. b. Saat bertanya pada saat proses pembelajaran, bertanya merupakan salah satu hal yang sangat dianjurkan dalam proses pembelajaran, karena bertanya bisa membantu memahami hal yang belum dipahami. Tidak hanya itu, bertanya juga merupakan salah satu bagian dari saintifik learning. Dalam hal ini seorang murid tidak seenaknya dalam bertanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat ingin bertanya kepada guru seperti seorang murid tidak boleh bertanya sebelum guru memerintakahkan untuk bertanya, ketika ingin bertanya alangkah baiknya murid mengacungkan tangan sebagai tanda bahwa murid meminta izin untuk bertanya. c. Ketika pembelajaran berlangsung, seorang murid sangat tidak dianjurkan untuk mengobrol dengan teman sebangkunya apalagi disertai dengan suara yang bergemuruh sehingga bisa mengganggu orang lain. Hal ini harus diperhatikan sekali karena kebanyakan siswa sering melakukan tindakan sepert itu dan memang harus ada ketegasan dan contoh dari tenaga pendidiknya. Iim Fitriyani, Asis Saefuddin, Sani Insan Muhammadi/ AL-TARBIYAH, Vol. 30 No. 2, December 2020, 150-159 Accepted Novembe1 11th, 2020. Approved December 11th, 2020. Published December, 2020 158 SIMPULAN Kitab Bidayatul Hidayah membahas beberapa adab yang harus dimiliki dan diterapkan oleh seorang guru. Adapun adab-adab yang harus diperhatikan oleh seorang guru diantaranya pertama seorang guru harus selalu bersikap sabar atas kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran, kedua guru selalu bersikap tenang dalam kondisi apapun, ketiga selalu duduk dengan terhormat serta menundukan kepalanya, yang ke empat guru menjadi sosok guru yang mempunyai wibawa, kelima guru meninggalkan sikap takabur sombong dan harus bersikap tawadhu, terkecuali kepada orang-orang yang berbuat dzalim, keenam guru tidak bercanda dan bermain main ketika proses belajar mengajar, ketujuh bersikap lemah lembut kepada murid seolah-olah mereka adalah anak sendiri, dan kedelapan guru selalu mengingatkan dan membimbing para siswanya yang belum mengerti dan memahami materi yang telah disampaikan. Sedangkan adab yang harus dimiliki oleh seorang murid dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya pertama salam kepada seorang guru, kedua adab berbicara terhadap gurunya, ketiga adab adab bertanya kepada guru, keempat adab ketika berdiskusi dengan guru, kelima adab bhatiniyah terhadap guru, dan keenam adab lahiriah ketika seorang murid berada bersama sang guru. Adab adab tersebut bisa di implementasikan di sekolah pada saat proses pembelajaran berlangsung, seperti pada saat berdiskusi dengan tidak boleh menyalahkan apa yang guru katakan, berkomentar dan menyanggah diperbolehkan asalkan berdasarkan peraturan. Selanjutnya dalam bertanya kepada guru mengenai hal yang tidak dipahami, dalam hal ini murid tidak danjurkan untuk bertanya sebelum gurunya memang menawarkan dan mengizinkannya serta harus ditandai dengan mengacungkan tangan sebagai tanda penghormatan untuk bertanya, dan yang terakhir bisa diterapkan pada saat memperhatikan materi dari guru seorang murid tidak boleh mengobrol dengan teman sebangkunya. Selain itu, dengan menunjukan kesesuaian mengenai adab guru dan murid dalam kitab Bidayatul Hidayah dengan materi akidah akhlak yang ada di Madrasah Ibtidaiyah kelas satu ini, kitab bidayah bisa digunakan sebagai bahan ajar di sekolah. maka kitab bidayah bisa digunakan sebagai bahan ajar di sekolah DAFTAR PUSTAKA Abdullah. 2016. Adab Guru terhadap Murid dalam Persepektif Kitab Bidayatul Hidayah Karangan Imam Al-Ghazali Ainiyah, N. 2013. Pembentukan karakter melalui pendidikan agama Islam. Al-Ulum, 131, 25-38. Al-Attas, S. M. N. 1992. Konsep Pendidikan dalam Islam. Penerjemah Haidar Bagir. Bandung Mizan. Bungin, M. B. 2008. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Komunikasi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta Kencana. Gogo, J. O. 2020. The Contribution of Education to Moral Decay in Kenya Challenges and Prospects. International Journal of Educational Humanities and Social Science, 31, 20-32. Iim Fitriyani, Asis Saefuddin, Sani Insan Muhammadi/ AL-TARBIYAH, Vol. 30 No. 2, December 2020, 150-159 Accepted Novembe1 11th, 2020. Approved December 11th, 2020. Published December, 2020 159 Hanafi, H. 2017. Urgensi Pendidikan Adab dalam Islam. Saintifika Islamica Jurnal Kajian Keislaman, 41, 59-78. Wijaya, H. 2019. Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori & Praktik. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray. Kemendiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Jakarta, Indonesia Kemendiknas. Maragustam Siregar. 2010. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta UIN Sunan Kalijaga. 35-36. Muhamadi, S., & Hasanah, A. 2019. Penguatan Pendidikan Karakter Peduli Sesama melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Relawan. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 161, 95-114. Mutamakkin, Y. A. 2012. Terjemah Kitab Bidayatul Hidayah. PT Karya Toha Pustaka semarang. Nasif, M. 2018. Bidayatul Hidayah Terjemah dan penjelasannya. Kediri Pustaka Isyfa"lana. Nata, A. 2001. Persefektif Islam tentang pola HUbungan Guru-Murid . Jakarta Raja Grafindo. Noer, M. A., & Sarumpaet, A. 2017. Konsep Adab Peserta Didik dalam Pembelajaran Menurut Az-Zarnuji dan Implikasinya terhadap Pendidikan Karakter di Indonesia. Al-Hikmah Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan, 142, 181-208. Raharjo, S. B. 2010. Pendidikan karakter sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 163, 229-238. Ramadhan, B. 2020, March 06. Guru Tewas Dianiaya Siswa, Indonesia Krisis Keteladanan. Retrieved from Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung Alpabheta. Zed, M. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta Yayasan Obor Indonesia. ... Diskusi merupakan sebuah metode pembelajaran yang sangat baik untuk diterapkan dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan. Walaupun demikian dalam berdiskusi hendaknya masingmasing peserta tetap memperhatikan adab-adabnya Fitriyani, 2020. Pertama memulai diskusi dengan mengutamakan sikap husnuzhan terhadap semua peserta, karena berbaik sangka akan membantu peserta diskusi bersikap lebih objektif terhadap pendapat orang lain. ...Erna DewitaFadil MaiseptianMurisal MurisalZuwirda ZuwirdaAllah SWT dan Rasul-Nya menyeru manusia kepada jalan kebaikan. Dalam menyampaikan seruan tersebut hendaklah dilakukan dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik. Cara tersebut dilakukan dalam bentuk pendidikan dan pelayanan bimbingan konseling. Pendidikan membentuk kepribadian manusia sehingga memiliki kematangan intelektual, emosional, spiritual maupun sosial. Bimbingan konseling merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk membantu menangani atau mengatasi masalah individu agar tercapai perkembangan potensi secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan dan bimbingan konseling Islam dalam surat An-Nahl ayat 125. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bil-hikmah bijaksana, al-mauidzah al-hasanah nasehat dan pelajaran yang baik, mujadalah billati hiya ahsan bertukar fikiran dalam pendidikan dan bimbingan konseling merupakan metode terbaik yang harus dipahami dan dipraktekkan oleh guru muupun konselor. Kata Kunci Pendidikan, Konseling, An-Nahl 125 Sani Insan MuhamadiAan HasanahThe purpose of this study is to reveal the results of character building process in caring for others through volunteer extracurricular activities. The method which is used is descriptive analytical with a qualitative approach. Data collection techniques are observation, interview and documentation studies. Findings of this study The process of strengthening character is carried out with routine training every week, monthly scheduled is cleaning river, mosques and the surrounding environment, and incidental activities to provide assistance to areas affected by natural and humanitarian disasters. The result is students show a stronger caring character. Supporting factors in strengthening the character are the vision and mission and also goals of the madrasa, exemplary teachers and staff, activities carried out in schools, and involvement in community activities. While the obstruct factors are the lack of funds to carry out activities, and the factor of parental permission in dissaster Budi RaharjoEducation is basically an effort to improve human resource capacity in order to become a man with characters and live independently. Based on this, the main problem in this study is whether moral education can realize the noble morality? From the formulation of the problem, the purpose of this study is to determine how education can affect noble morality. Building the national character through education is absolutely necessary, even can not be postponed. Character education can be effective and successful if performed integrally starting from the home environment, schools and communities. Characters that should be instilled to students include love of God and the universe and its contents, responsibility, discipline and self-reliant, honest, respectful and well mannered, affectionate, caring, and cooperation, confidence, creative, hard work and do not give up easily, fair and has a character of a leader, nice and humble, and tolerance, love peace and unity. While the noble morality is the overall human habit comes from within encouraged by conscious desire and reflected by good deeds. Thus, if the noble characters embedded in the learners themselves, noble character will automatically be reflected in the behavior of students in their daily life. ABSTRAK Pendidikan pada dasarnya adalah upaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia supaya dapat menjadi manusia yang memiliki karakter dan dapat hidup mandiri. Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi permasalahan dalam kajian ini adalah apakah pendidikan karakter dapat mewujudkan akhlak mulia? Dari rumusan masalah tersebut, tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter dapat mempengaruhi akhlak mulia. Membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda. Pendidikan karakter dapat berjalan efektif dan berhasil apabila dilakukan secara integral dimulai dari lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karakter yang harus ditanamkan kepada peserta didik di antaranya adalah; cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya, tanggungjawab, disiplin dan mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, dan toleransi, cinta damai dan persatuan. Sedangkan akhlak mulia adalah keseluruhan kebiasaan manusia yang berasal dalam diri yang di dorong keinginan secara sadar dan dicerminkan dalam perbuatan yang baik. Dengan demikian apabila karakter-karakter yang luhur tertanam dalam diri peserta didik maka akhlak mulia secara otomatis akan tercermin dalam perilaku peserta didik dalam kehidupan Pendidikan Adab dalam IslamH HanafiHanafi, H. 2017. Urgensi Pendidikan Adab dalam Islam. Saintifika Islamica Jurnal Kajian Keislaman, 41, Acuan Pendidikan KarakterKemendiknasKemendiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Jakarta, Indonesia Pendidikan Islam. Yogyakarta UIN Sunan KalijagaMaragustam SiregarMaragustam Siregar. 2010. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta UIN Sunan Kalijaga. Kitab Bidayatul Hidayah. PT Karya Toha Pustaka semarangY A MutamakkinMutamakkin, Y. A. 2012. Terjemah Kitab Bidayatul Hidayah. PT Karya Toha Pustaka Hidayah Terjemah dan penjelasannya. Kediri Pustaka Isyfa"lanaM NasifNasif, M. 2018. Bidayatul Hidayah Terjemah dan penjelasannya. Kediri Pustaka Isyfa" Islam tentang pola HUbungan Guru-Murid . Jakarta Raja GrafindoA NataNata, A. 2001. Persefektif Islam tentang pola HUbungan Guru-Murid. Jakarta Raja Tewas Dianiaya Siswa, Indonesia Krisis KeteladananB RamadhanRamadhan, B. 2020, March 06. Guru Tewas Dianiaya Siswa, Indonesia Krisis Keteladanan. Retrieved from nasional/politik/18/02/06/p3ppr033 0-guru-tewaMetode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&DSugiyonoSugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung Alpabheta.
adab murid terhadap guru dalam kitab ihya ulumuddin